SAATNYA PEMULA MEMBERIKAN SUARA


TOPIK: PEMILIH PEMULA DALAM PEMILU

Menjelang pemilu 2014, saat  ini banyak kandidat-kandidat baik para partai politik maupun calon legislative dan calon presiden. Diberbagai kota para kandidat sudah sibuk memikirkan langkah-langkah atau strategi. Ada yang berharap cemas bahkan ada juga yang mundur dalam pemilihan akibat kurangnya partisipasi dan dana pemilihan umum ini.

Diberbagai pelosok jalan sudah banyak terpampang wajah-wajah para calon yang akan menindak lanjuti nasib bangsa ini. Segala slogan telah menjadi sorotan para masyarakat. Warna-warni partai sudah menjadi hiasan  disetiap anak jalan. Berbagai tujuan telah sering terdengar di telinga masyarakat. Kata-kata perubahan untuk kesejahteraan masyarakat tak asing terdengar.

Banyak kandidat memanfaatkan bebagai kondisi masyarakat dengan salah satu cara yaitu dengan kampanye disetiap daerah-daerah pilihan. Orang-orang pinggiran dijadikan titik fokus atas kemenangan. Berbagai cara dilakukan salah satunya dengan melakukan blusukan disetiap rumah-rumah dengan memberi santunan dengan tujuan agar dapat memilih dan memberi hak suara mereka.

Pemilu 2014 akan dilaksanakan dua kali yaitu Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014 yang akan memilih para anggota dewan legislatif dan  Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan memilih Presiden dan Wakil Presiden.

Pemilu 2014 akan memakai e-voting dengan harapan menerapkan sebuah sistem baru dalam pemilihan umum. Keutamaan dari penggunaan sistem e-voting adalah Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang sudah mulai dipersiapkan sejak tahun 2012 secara nasional.

Pemilih pemula adalah mereka yang berusia 17 tahun pada hari pencoblosan atau yang sudah menikah dan tercatat dalam daftar pemilih tetap. Pemilih pemula dalam setiap even pemilu nasional ataupun pemilukada selalu didominasi kalangan pelajar/siswa dan jumlah mereka relatif besar. Jumlah mereka yang besar membuat mereka sering menjadi rebutan partai politik maupun para politisi untuk mendongkrak perolehan suara.

Dukungan dan hak suara mereka saat ini sudah diperjual belikan, dengan berbagai tawaran harga untuk para kandidat. Media massa sebagai perantara para pemilih pemula untuk melakukan proses pembelian hak suara. Dari sekian banyak mereka para pemilih pemula banyak tak memiliki kesadaran idealisme yang berlandaskan pancasila.

Para pemilih pemula biasanya antusias untuk datang ke tempat pemungutan suara (TPS) karena untuk pertama kali menggunakan hak pilih mereka. Jiwa muda dan coba-coba masih mewarnai alur berpikir para pemilih pemula, sebagian besar dari mereka hanya melihat momen pemilu sebagai ajang partisipasi dengan memberikan hak suara mereka kepada partai dan tokoh yang mereka sukai/gandrungi. Antusiasme mereka untuk datang ke TPS tidak bisa langsung diterjemahkan bahwa kesadaran politik mereka sudah tinggi. Kebanyakan pemilih pemula baru sebatas partisipasi parokial semata. Mereka masih membutuhkan pendewasaan politik sehingga mampu berpartisipasi aktif dan dapat berkontribusi positif dalam upaya menjaga dan menyukseskan demokratisasi. Pemilih pemula sering kali lebih cenderung memilih partai-partai besar dan mapan.

Terkadang para pemilih pemula juga melihat dengan tujuan perubahan para kandidat untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Tak bisa dipastikan apakah para kandidat tetap konsisten dengan tujuan mereka. Inspirasi perubahan selalu berawal dari kegelisahan-kegelisahan akan kondisi negara yang tidak kunjung membawa kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, karena itu para aktivis mahasiswa dan generasi muda pemilih pemula yang masih mempunyai idealisme dan cita-cita besar tentang Indonesia tentu merasa gelisah dengan kondisi bangsa saat ini. Karena itu Pemilu 2014 adalah momentum yang tepat bagi perubahan bangsa.




SUMBER GAMBAR
www.tribunnews.com




Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About

Blogger templates